Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Menumbuhkan Semangat Perlawanan Terhadap Penindasan Perempuan

Entri yang Diunggulkan

PERSEPSI SUSAHNYA JADI PEREMPUAN DI DUNIA YANG IDEAL DAN BUDAYA PATRIARKI II Tinta Peradaban

  Oleh : Dude Ada banyak forum intelektual yang membahas mengenai tentang perempuan tak jarang dan tak sedikit orang memberikan cara pandang-nya yang khas dengan didasarkan pengalaman, agama, budaya, data, fakta yang ada, dan lain sebagainya. Sebagian perempuan meneriakan kata emansipasi wanita dan biasanya orang demikian memiliki background pendidikan, lingkungan yang mendukung serta letak geografinya didaerah perkotaan. Bukan tanpa alasan teriakan emansipasi wanita dilakukan melainkan sebuah keadilan yang seharusnya didapatkan oleh seorang wanita telah dihilangkan, merasa terkekang, tidak punya ruang, times yang sempit,dan lain sebagainya. Kesetaraan    antara    laki-laki    dan    perempuan    dalam    berbagai    dimensi kehidupan adalah impian   perempuan. Perempuan ialah hak. Perempuan memiliki hak   untuk   melakukan juga apa   yang   dilakukan   laki-laki.   Perempuan   adalah sebuah     kebebasan     yang     selalu     diperjuangkan      karena     dianggap     masih te

Menumbuhkan Semangat Perlawanan Terhadap Penindasan Perempuan

Hanya sedikit orang yang tahu bahwa 24 Agustus diperingati sebagai Nari Nirjaton Protirodh Dibas (Hari Perlawanan terhadap Penindasan Perempuan) di negeri ini. Bahkan media--baik cetak maupun elektronik-- sepertinya sudah melupakan tragedi yang menimpa gadis 14 tahun bernama Yasmin di jam-jam kecil hari ini 26 tahun yang lalu. Bahwa para aktivis HAM dan partai-partai politik, apalagi bangsa ini, bersikap dingin terhadap peristiwa itu terbukti dari fakta bahwa itu hanya diamati oleh organisasi-organisasi perempuan. Tapi di sini ada insiden tragis dan memalukan yang dapat dianggap lebih seperti dosa besar dari jenisnya di satu sisi dan juga memicu kemarahan besar-besaran terhadap kekerasan seksual dan pembunuhan oleh pria berseragam di sisi lain. Sampai saat itu insiden pemerkosaan jarang terjadi dan hampir dikutuk oleh para penegak hukum yang tugasnya melindungi bukan menindas yang rentan. Ketika orang-orang biasa Dinajpur mengetahui tentang insiden itu, ribuan orang turun ke jalan