Skip to main content

Entri yang Diunggulkan

PERSEPSI SUSAHNYA JADI PEREMPUAN DI DUNIA YANG IDEAL DAN BUDAYA PATRIARKI II Tinta Peradaban

  Oleh : Dude Ada banyak forum intelektual yang membahas mengenai tentang perempuan tak jarang dan tak sedikit orang memberikan cara pandang-nya yang khas dengan didasarkan pengalaman, agama, budaya, data, fakta yang ada, dan lain sebagainya. Sebagian perempuan meneriakan kata emansipasi wanita dan biasanya orang demikian memiliki background pendidikan, lingkungan yang mendukung serta letak geografinya didaerah perkotaan. Bukan tanpa alasan teriakan emansipasi wanita dilakukan melainkan sebuah keadilan yang seharusnya didapatkan oleh seorang wanita telah dihilangkan, merasa terkekang, tidak punya ruang, times yang sempit,dan lain sebagainya. Kesetaraan    antara    laki-laki    dan    perempuan    dalam    berbagai    dimensi kehidupan adalah impian   perempuan. Perempuan ialah hak. Perempuan memiliki hak   untuk   melakukan juga apa   yang   dilakukan   laki-laki.   Perempuan   adalah sebuah     kebebasan     yang     selalu     diperjuangkan      karena     dianggap     masih te

MATERI FILSAFAT ILMU perkembangan ilmu dalam sejarah filsafat II Tinta Peradaban

 


 

FILSAFAT ILMU

Diajukan untuk memenuhi Tugas ilmu pendidikan islam

“menjelaskan perkembangan ilmu dalam sejarah filsafat”

 

Dosen Pengampu:

Syamsul Arifin M,Ag

 


Oleh:

 

Rudiman

:        :

18112144

Windy Santika

:

18112148

Ananda Nabila

:

18112173

Futihatur Rohma

:

18112172

 KELAS PROSUS E-SMT 3

 

 

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

4 APRIL 2020

 

 

PERKEMBANGAN ILMU DALAM

SEJARAH FILSAFAT

Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan Filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan Filsafat. Filsafat telah berhasil merubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Dengan Filsafat, pola fikir yang selalu tergantung pada dewa diubah menjadi pola pikir yang tergantung pada rasio.


Pada pekembangan selanjutnya ilmu terbagi dalam beberapa disiplin, yang membutuhkan pendekatan, sifat, obyek, tujuan dan ukuran yang berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya. Pada gilirannya, cabang ilmu semakin subur dengan segala viariasinya. Namun tidak dapat juga dipungkiri bahwa ilmu yang semakin terspesialisasi itu semakin menambah sekat-sekat antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain, sehingga muncul arogansi ilmu yang satu terhadap ilmu yang lain. Tidak hanya sekedar sekat-sekat antar displin dan arogansi ilmu, tetapi yang terjadi adalah terpisahnya ilmu itu dengan nilai luhur ilmu, yaitu untuk menyejahterakan umat manusia. Bahkan tidak mustahil terjadi, ilmu menjadi bencana bagi kehidupan manusia, seperti pemanasan global dan dehumanisasi.


Kalau dilacak akar sejarahnya, pandangan Islam tentang pentingnya ilmu tumbuh bersamaan dengan munculnya Islam itu sendiri. Ketika rasulullah menerima wahyu yang pertama yang mula-mula diperintahkan kepadanya adalah “membaca”. Dengan demikian, al-Qur'an dan hadis menjadi sumber ilmu yang dikembangkan oleh umat Islam dalam spectrum yang seluas-luasnya. Selanjutnya kita akan masuk kedalam inti pembahasan, yaitu tentang sejarah dan perkembangan ilmu dalam Islam. Untuk memudahkan pemahaman kita penulis mencoba membagi sejarah perkembangan ilmu dalam Islam dalam beberapa zaman,yaitu sebag/ai berikut:

 

1.      Penyampaian Ilmu Dalam Filsafat Yunani Ke Dunia Islam
Pengalihan pengetahuan ilmiah dan Filsafat Yunani ke dunia Islam, dan penyerapan serta pengintegrasian pengetahuan itu oleh umat Islam, merupakan sebuah catatan sejarah yang unik. Dalam sejarah peradaban manusia, amat jarang ditemukan suatu kebudayaan asing dapat diterima sedemikian rupa oleh kebuadaan lain, yang kemudian menjadikannya landasan bagi perkembangan intelektual dan pemahaman filosofisnya.


Dalam perjalanan ilmu dan juga Filsafat di dunia Islam, pada dasarnya terdapat rekonsiliasi dalam arti mendekatkan dan mempertemukan dua pandangan yang berbeda, bahkan sering kali ekstrim antara pandangan Filsafat Yunani, seperti Filsafat Plato dan Aristoteles, dengan pandangan keagamaan dalam Islam yang sering kali menimbulkan benturan-benturan. Sebagai contoh konkret dapat disebutkan bahwa Plato dan Aristoteles telah memberikan pengaruh yang besar pada mazhab-mazhab Islam, khususnya mazhab eklektisisme. Al- FArabi dalam hal ini memiliki sikap yang jelas krena ia percaya pada kesatuan Filsafat dan bahwa tokoh-tokoh Filsafat harus bersepakat diantara mereka sepanjang yang menjadi tujuan mereka adalah kebenaran. Bahkan bisa dikatakan bahwa para filosof muslim mulai dari al-Kindi sampai Ibnu Rusyd terlibat dalam upaya rekonsiliasi tersebut, dengan cara mengemukakan pandangan-pandangan yang relative baru dan menarik. Usaha-usaha mereka pada gilirannya menjadi alat dalam penyebaran Filsafat dan penetrasinya ke dalam studi-studi keislaman lainnya, dan tak diragukan lagi, upaya-upaya rekonsiliasi oleh para filosof muslim ini menghasilkan afinitas dan ikatan yang kuat antara Filsafat Arab dan Filsafat Yunani.


Selanjutnya, ketika berbicara tentang proses penyampaian ilmu dan Filsafat Yunani ke dunia Islam, kita harus melihat sisi lain yang juga menunjang keberhasilan Islam dalam menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sisi lain itu adalah aktivitas penerjemahan. Menurut C. A. Qadir yang dikutip oleh Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A. dalam bukunya Filsafat Ilmu, proses penerjemehan dan penafsiran buku-buku Yunani di negri-negri Arab di mulai jauh sebelum lahirnya agama Islam atau penaklukkan Timur Dekat oleh bagsa Arab pada tahun 614M. Jauh sebelum umat Islam dapat menaklukkan daerah-daerah di Tmur Dekat, pada saat itu Suriah merupakan tempat bertemunya dua kekuasaan dunia, Romawi dan Persia. Atas dasar itu bangsa Suriah disebut-sebut memainkan peranan yang sangat penting dalam penyebaran budaya Yunani ke Timur dan Barat. Dikalangan umat Kristen di Suriah, terutama kaum Nestorian, ilmu pengetahuan Yunani dipelajari dan disebarluaskan melalui sekolah-sekolah mereka. Walaupun tujuan uatama mereka adalah menyebarluaskan pengetahuan injil, namun pengetahuan ilmiah seperti ilmu kedokteran banyak diminati oleh pelajar.
Selain itu pada masa ini juga didapati pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti Ariokh, Ephesus, dan Iskandariyah di aman buku-buku Yunani Purba masih dibaca dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

 

2.      Perkembangan ilmu pada masa Islam klasik
Sebagaimana telah disinggung diatas bahwa pentingnya ilmu pengetahuan sangat ditekankan oleh Islam sejak awal, mulai masa Nabi sampai dengan Khulafaurrasyidin, pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan berjalan dengan pesat seiring dengan tantangan zaman.


Selanjutnya, seperti yang dikutip oleh Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A., dari buku Kaki Langit Peradaban Islam karya Nurcholis Madjid, dikatakan bahwa satu hal yang patut dicatat dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan adalah peristiwa Fitnah Kubra, yang ternyata tidak hanya membawa konsekuensi, tetapi ternyata juga membawa perubahan besar bagi pertumbuhan dan perkembangan ilmu di dunia Islam. Pasca terjadinya Fitnatul Kubra muncul berbagai golongan yang berkembang kaarena alasan-alasan politis. Namun di luar konlik yang muncul saat itu, sejarah mencatat dua tokoh besar yang tidak ikut terlibat dalam perdebatan teologis yang cenderung mengkafirkan satu sama lain, tetapi justru mencurahkan perhatiannya pada bidang ilmu agama. Kedua tokoh itu adalah Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Abbas. Yang pertama mencurahkan perhatianya pada ilmu hadis, sementara yang disebut belakangan lebih berkonsentrasi pada ilmu tafsir. Kedua tokoh tersebut sering dianggap sebagai pelopor tumbuhnya institusi keulamaan dalam Islam. Sekaligus berarti pelopor kajian mendalam dan sistematis dalam bidang ilmu agama Islam.


Tahap penting berikutnya dalam proses perkembangan dari tradisi keilmuan Islam adalah masuknya unsur-unsur dari luar ke dalam Islam, khusunya unsur-unsur budaya Perso-Semitik dan budaya Hellenisme. Yang disebut belakangan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pemikiran Islam ibarat pisau bermata dua. Satu sisi ia mendukung Jabariyah (antara lain oleh Jahm bin Safwan), sedang disisi lain ia mendukung Qadariyah (antara lain Washil bin Atha’, tokoh dan pendiri mu’tazilah). Dari adanya pandangan yang dikotomis antara keduanya, kemudian muncul usaha menengahi dengan menggunakan argument-argumen Hellenisme, terutama Filsafat Aristoteles. Sikap menengahi itu terutama dilakukan oleh Abu Hasan Al- Asy’ari dan al Maturidi yang juga menggunakan unsur Hellenisme.


Berdasarakan uraian di atas dapat ditarik hipotesa semntara bahwa pada masa awal Islam pengaruh Hellenisme dan juga Filsafat Yunani terhadap tradisi keilmuan Islam sudah sedemikian kental, sehingga pada saat selanjutnya pengaruh itupun terus mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa berikutnya.

a)      Perkembangan Ilmu Pada Masa Kejayaan Islam


Pada masa kejayaan kekuasaan Islam, khusunya pada masa pemerintahan Dinasti Umayah dan Dinasti Abbasiyah, ilmu berkembang sangat maju dan pesat. Kemajuan ini membawa Islam pada masa keemasannya, dimana pada saat yang sama wilayah-wilayah yang jauh dari kekuasaan Islam masih berada pada masa kegelapan peradaban (dark age).

 

Dalam sejarah Islam, kita mengenal nama-nama seperti al-Mansur, Al-Ma’mun, dan Harun Al-Rasyid, yang memberikan perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Pada masa pemerintahan al-Mansur misalnya, proses penerjemahan karya-karya filosof Yunani kedalam bahasa Arab berjalan dengan pesat. Dikabarkan bahwa al-Mansur telah memerintahkan penerjemahan naskah-naskah Yunani mengenai Filsafat dan ilmu, dengan memberikan imbalan yang besar kepada para ahli bahasa (penerjemah). Pada masa Harun Al-Rasyid (786-809) proses penerjemahan itu juga masih terus berlangsung. Harun memerntahkan Yuhana (Yahya) Ibn Musawayh, seorang dokter istana, untuk menerjemahkan buku-buku kuno mengenai kedokteran. Di masa itu juga diterjemahkan karya-karya dalam bidang astronomi, seperti Siddhanta; sebuah risalah India yang diterjemahkan oleh Muhammad bin Ibrahim Al-Fajari. Pada masa selanjutnya oleh Al-Khawarizmi Siddhanta ini dibuat versi baru terjemahannya dan diberikan komentar-komentar.


Perkembangan ilmu selanjutnya berada pada masa pemerintahan al-Makmun (813-833). Ia adalah seorang pengikutnmu’tazilah dan seorang rasionalis yang berusaha memaksakan pandangannya kepada rakyat melalui mekanisme Negara. Walaupun begitu, ia telah berjasa besar dalam mengembangkan ilmu dalam dunia Islam dengan membangun baitul hikmah, yang terdiri dari sebuah perpustakaan, sebuah observatorium, dan sebuah departemen penerjemahan. Orang terpenting di baitul hikmah adalah Hunain, seorang murid al-Musawayh, yang telah berjasa menerjemahkan buku-buku Plato, Aristoteles, Gelenus, Appolonius, dan Archimides. Selanjutnya pada pertengahan abad ke 10 muncul dua penerjemah terkemuka yaitu Yahya Ibn A’di dan Abu Ali Isa bin Ishaq bin Zera. Yahya banyak member komentar dan memperbaiki terjemahan mengenai karya-karya Aristoteles.


Selanjutnya pada masa perkembangan ini terdapat pula tokoh-tokoh Filsafat yang bergerak secara serius dalam kajian-kajian di luar Filsafat. Hal ini bisa difahami karena adanya kenyataan bahwa mereka menganggap ilmu-ilmu rasional sebagai bagian Filsafat. Atas dasar inilah mereka memperlakukan persoalan-persoalan fisika sebagaimana mereka memperlakukan masalah-masalah yang bersifat metafisika. Salah satu bukti nyata dari hal ini adalah kitab as-Syifa, sebuah ensiklopedi Filsafat Arab yang terbesar, yang berisi empat bagian. Bagian I mengenai logika, bagian II tentang fisika, bagian III tentang matematika, dan bagian IV membahas tentang metafisika. Dalam bagian fisika, Ibnu Sina memasukkan ilmu-ilmu Psikologi, zoology, geologi, dan botani, dan pada matematika, ia membahas geometri, ilmu hitung, astronomi, dan musik.


Selain adanya perkembangan ilmu yang dapat dikategorikan ke dalam bidang eksakta, matematika, fisika, kimia, geometri, dan lain sebagainya, sejarah juga mencatat kemajuan ilmu-ilmu keislaman, baik dalam bidang tafsir, hadis, fiqih, ushul fiqih, dan disiplin ilmu keislaman lainnya.

 

b)      Perkembangan Masa Renaissance Filsafat Ilmu
Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman ini juga merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu pengetahuan yang diwujudkan dalam diri jenius serba bisa, Leonaro da Vinci. Penemuan mesin percetakan dan ditemukannya benua baru oleh Colombus memberikan dorongan lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu. Kelahiran kembali sastra di Inggris, Perancis dan Spanyol diwakili Shakespeare, Spencer, Rabelais, dan Ronsard. Adanya penemuan ahli perbintangan seperti Copernicus dan Galileo menjadi dasar bagi munculnya astronomi modern yang merupakan titik balik dalam pemikiran ilmu dan Filsafat.
Teori Copernicus yang mengemukakan bahwa matahari berada dipusat jagad raya yang biasa disebut dengan teori Heliosentrisme, melahirkan revolusi pemikiran tentang alam semesta, terutama astronomi. Bacon adalah pemikir yang seolah-olah meloncat keluar dari zamannya dengan melihat perintis Filsafat ilmu. Ucapan Bacon yang terkenal adalah Knowledge is power (pengetahuan adalah kekuasaan).

c)       Perkembangan Masa Modern Filsafat Ilmu
Setelah Galileo, Fermat, Pascal, dan Keppler berhasil mengembangkan penemuan mereka dalam ilmu, maka pengetahuan yang terpencar-pencar itu jatuh ke tangan dua sarjana, yang dalam ilmu modern memegang peran yang sangat penting. Mereka adalah Issac Newton dan Leinbiz. Di tangan dua orang sarjana inilah sejarah ilmu modern dimulai.
Dimasa ini terjadi perkembangan ilmu kimia yang sangat pesat. Selain itu banyak ditemukan mesin-mesin tanpa ada dasar ilmunya melainkan atas dasar percobaan, misalnya mesin uap yang kemudian mendasari kereta api, percobaan-percobaan listrik dan lain-lain. Penemuan itu semuanya yang melandasi terjadinya revolusi industry terutama di Inggris yang kemudian meluas ke Eropa.
Secara singkat dapat ditarik sebuah sejarah ringkas ilmu yang lahir saat itu. Perkembangan ilmu pada abad ke 18 telah melahirkan ilmu seperti taksonomi ekonomi, kalkulus, dan statistika. Di abad ke 19 lahir semisal pharmakologi, geofisika, geormophologi, palaentologi, arkeologi, dan sosiologi. Abad ke 20 mengenal ilmu informasi, logika matematika, mekanika kuantum, fisika nuklir, kimia nuklir, radiobiology, oceanografi, antropologi budaya, psikologi dan sebagainya

Pada zaman modern Filsafat dari berbagai aliran muncul. Pada dasarnya corak keseluruhan Filsafat modern itu mengambil warna pmikiran Filsafat sufisme Yunani, sedikit pengecualian pada Kant. Paham-paham yang muncul garis besarnya adalah rasionalisme, idealism, dan empirisme.
Sedangkan pada abad 20 aliran Filsafat banyak sekali sehingga sulit digolongkan, karena makin eratnya kerjasama internasional. Namun sifat-sifat Filsafat pada abad ini lawannya abad 19, yaitu anti positivis, pluratis, antroposentrisme, dan pembentukan subyektivitas modern.

Comments

Popular posts from this blog

SARJANA BERJIWA IBLIS ?

Oleh : Dude Sahabat yang memiliki cahaya akal sehat. Apa yang anda fikirkan tentang judul diatas? Apakah anda sudah ada bayangan dengan uraian dari tema diatas? Apakah anda penasaran dengan kalimat di atas? Apakah anda bertanya-tanya akan diarahkan kemana kalimat diatas? ataukah anda bertanya tentang hubungan antara sarjana dan iblis?,Dalam kesempatan ini penulis akan lebih jauh lagi mengajak para pembaca untuk memahami eksistensi sarjana. Tapi Sebelum diuraikan lebih jauh lagi, penulis selalu mengingatkan agar Cahaya akalnya selalu di aktifkan biar tidak baper apalagi sensitive,, “Seluk beluk status sarjana” Sarjana adalah orang yang telah menyelesaikan studi Pendidikan-nya level strata satu(S1). Atau singkatnya adalah sarjana adalah mantan mahasiswa. Sebelum kearah sarjana kita mesti kenal dan harus paham lebih dalam tentang mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa adalah orang yang menempuh pendidikannya di perguruan tinggi, atau singkatnya penulis menyebutnya mahasiswa adalah “kakak

JANGAN KELIRU TENTANG ADAB DAN AKHLAK

Gambar. Adab murid terhadap Guru Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kalimat adab dan akhlak. ada juga kata lain  yang sering di lontarkan oleh orang-orang misalnya kata moral, tata krama, sopan santun, etika. Kalimat itu paling seing di dengar di kalangan akademisi, komunitas dan di kalangan masyarakat. Tapi pertanyaan standarnya adalah apakah pengertian dari kata diatas?, sudah benarkah menempatkan kata diatas buat orang lain?, seperti apa ukuran standar hingga di sebut kata diatas?, atau hanya sekedar memakai saja kata diatas untuk terlihat sempurna ketika berbecara di depan public?. Pada kesempatan ini penulis akan sharing tentang materi di atas berdasarkan paparan dari Ust. Dr. Bambang Wahrudin, M.Pd dalam suatu kajian yang di laksankan oleh Komunitas Sang Musafir sekaligus di moderatori oleh seorang kader tulen Bernama Ariani. Gambar 2. Penjelasan Adab, Akhlak, Etika, Sopan Santu, Moralitas, Adat Istiadat Dalam kesempatannya sebelum memberikan lebih jauh tentang ma

KETEBALAN ISI AMPLOP MENJADI PORTAL DUDUK DI KURSI PEMERINTAHAN?! CERDAS, CERMAT DAN TEPAT MASYARAKAT MEMILIH DAN MEMILAH KETEBALAN ISI AMPLOP DIPESTA DEMOKRASI TAHUN 2024 II Tinta Peradaban

Penulis Dude Pesta demokrasi adalah sebuah kompetisi yang dilakukan oleh para individu yang ingin maju di kursi pemerintahan. Sebuah usaha yang cukup serius untuk maju kedalam kursi pemerintahan, banyak para calon melakukan sebuah upaya demi terwujudnya keinginannya tanpa berpikir panjang lebar kedepannya. Tulisan ini tidak cukup hanya dibaca. Perlu dikaji kata-katanya, diserap hikmahnya. Digali kekuatan tersembunyi-nya. Gunakan cahaya akal-nya untuk meledakan dan kebaharuan serta kemajuan masa depan bangsa. Saat membaca, hubungkan dengan wawasan dan pengalaman anda, hasilkan gagasan baru dan cemerlang, bangunkan jiwanya, gugah obsesinya. selamat membaca. Ada banyak kisah dan cerita lucu dengan tingkah laku para calon demi terealisasinya Hasrat yang menggebu di kursi pemerintahan. Tak urung, barang dagangan mereka pun digadaikan demi menyokong dana mereka. Meskipun kemudian semuanya berhasil, berhasil dalam arti sesunggunya, serta berhasil dalam arti sukses membuat mereka stress