Perlu di catat bahwa Wanita itu indah
dengan segala perlengkapan yang Tuhan telah siapkan untuknya. Wanita di ciptakan
bukan karena tanpa alasan melainkan dari banyaknya alasan tersebut adalah
sebagai pendamping yang mampu memberikan ketenangan dalam diri kaum Adam. Sejarah
telah merekam bagaimana seorang Wanita yang masuk islam pertama kali yaitu Khdijah
Radiyallahu Anha yang menemani dan membantu jalannya Nabi hingga pada tahap
yang di ridhoi Allah yaitu tersebarnya agama islam sampai kepenjuru dunia
hingga sekarang telah di nikmati indahnya islam.
Banyak dari kita hanya karena memiliki
cara berpikir yang tidak seimbang membuat Wanita mengalami subordinasi apalagi
dalam suatu perkumpulan misalnya adalah Komunitas. Orang telah berusaha
berbagai cara untuk mengulangi masa jahilianya yang mana Wanita tidak di
berikan kebebasa, sebagai pelampiasan hawa nafsu kau madam, tidak memiliki haq,
mereka yang dangkal akan cara berpikir selalu mengedit bahasa yang menjadikan Wanita
selalu di diskreditkan. Laki-laki selalu memiliki pengaru lebih besar di banding
dengan perempuan, perkembangannya selalu lebih cepat dari pada perempuan
misalnya dalam discourse, Apa yang terjadi? Pada kesempatan ini penulis akan
mengulas Wanita dalam lingkup komunitas.
A
Wanita mengalami suborninasi
Wanita merupakan makhluk ciptaan yang
istimewah, karena dengan adanyalah generasi itu ada, karenanya peraban itu
berkembang. Sosok yang memiliki sifat multitalenta itulah yang sering menjadi
rasa kecemasan yang di miliki oleh pria sehinnga takut akan di saingi bahkan di
lampaui batas kemampuannya menjadikan kaum pria selalu menggunakan berbagai
dalil dan argumentasinya agar kaum hawa selalu berada dalam wilayah SDK (sumur,
dapur, kasur). Wanita selalu di pandang sebelah mata, seolah- olah ia tidak
bisa berbuat seperti kaum Adam, kebebasan tidak di berikan layaknya seorang
pria, penindindasan baik itu fisik maupun non telah dilakukan, generasi-generasi
telah mengaminkan kegiatan-kegaitan seperti itu, pertanyaan-pertanyaan yang
muncul untuk perempuan selalu mengandung unsur pilihan seolah-olah perempuan
tidak berdaya misalnya mau jadi orang tua atau seorang perkantoran, mengurus
rumah tangga atau menjadi seorang guru, menjadi ketua atau bendahara dalam komunitas?
dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang mengandung pilihan di
masyarakat khusunya di komunitas. Tanpa di sadari bahwa pertanyaan-pertanyaan
itu telah menempatkan Wanita seolah-olah tak berdaya padahal Wanita bisa
mendapatkan keduanya, seperti apa yang di katakana oleh Najwa Shihab ketika
Deni Cagur memberikan pertanyaan semacamnya. Hal-hal semacam itu menjadikan
budaya patriarki akan selalu tumbuh subur dalam negeri ini. Kesempatan, ruang
serta potensi Wanita harus menjadi catatan juga di ruang public. Wanita itu
multiperan ia bisa menjadi apa saja. Hal ini senada dengan apap yang di
sampikan oleh Najwa shihab bahwa “setiap perempuan itu multiperan, ia
bisa menjadi ibu, menjadi istri, menjadi tetangga menjadi jurnalis.
Zaman yang semakin berkembangnya
teknologi dapat memberikan dampak dan nilai kebermanfaatan baik negative maupun
posiitif bagi masyarakat umum khusunya perempuan. Dalam konsisi seperti ini
hampir semua kegiatan seperti sektor Pendidikan, ekonomi, Kesehatan, bahkan
politik Wanita telah di libatkan. Fakta ini telah menandakan bahwa telah adanya
pergeseran fungsi serta peran seorang perempuan yang mengarah pada satu
keajaiban yaitu peradaban dan keemasan dengan di tandai tersebarnya gerakan
emansipasi Wanita
Sejarah telah merekam bahwa perempuan
merupakan salah satu kaum marginal. Faktanya dalam beberapa hal perempuan masih
sangat rentan dengan tindakan deskriminasi dalam tataran sosial dan budaya dan
kekerasan. Selain itu akses perempuan khususnya perempuan desa dan daerah-daerah
pelosok mengalami subordinasi dengar berbagai aspek misalnya terhadap
pendidikan dan kesehatan masih jauh dari harapan padahal kedua bidang ini
merupakan kebutuhan asasi bagi perempuan tetapi semuanya berbanding terbalik
justru pendidikan dan kesehatan ini menjadi barang langka bagi sebagian kaum
perempuan. Rendahnya pendidikan yang di miliki perempuan tentunya akan membawa
dampak besar dalam kehidupanya kelak. Realitas perempuan sebagai kaum marginal
juga di pengaruhi oleh mindset agama atau ideologi tertentu. Padahal orang yang
menjadi panutan, model umat manusia sendiri yaitu Rasulullah adalah pejuang
perempuan pertama di muka bumi. Beliau memerdekakan perempuan dari belenggu
arab jahiliyah di masanya, beluau menghargai, memahami serta mengerti hak-hak
seorang perempuan. Spirit Rasulullah yang memperjuangangkan perempuan inilah
yang harus menjadi contoh tauladan bagi gerakan perempuan lainnya khususnya
dalam konteks ini adalah di komunitas.
Di komunitas juga masih melakukan hal yang semacamnya terbukti di saat pembahasan yang mengarah pada konsep pemberdayaan SDM kader. Wanita selalu mengalami subordinasi. Apa asbabul nuzul dari problematika ini?
1
Merasa lebih tua
Sifat itulah yang menjadikan perempuan
tidak menguntungkan atau selalu di rugikan, peran-peran yang di berikan kepada Wanita
selalu dibawah dari pada peran seorang karena selalu berdalil Wanita lemah,
kerjanya lambat, tidak bisa bersaing dengan di luar padahal paradoks-nya tidak
seperti itu. logika- logika seperti ini yang menjadikan komunitas akan terus mengalami
stagnasi sampai waktu yang akan menjawab. Kapan dan seperti apa komunitas ini
berjalan sesuai dengan elektabilitas yang di lihat orang banyak?.
Tidak sadarkan bahwa asbabunuzul iblis di
keluarkan dari surga bukan karena ia ibadahnya telah di tinggalkan melaikan karena
sifat merendahkan, merasa ia lebih besar, lebih mulia, lebih dahulu dari pada
orang yang baru menginjakan kaki di tempat itu. kalaulah anda tidak sadar juga
dengan hal demikian lantas dengan cara apa lagi harus di berikan agar pikiran
anda selalu di sinari dengan cahaya. Kamu mahasiswa yang sering di labelkan
oleh masyarkat serba bisa masa mau berjiwa iblis..Miriss!!
2
Ketua yang tidak mengerti konsep kelenturan
Ketua adalah orang yang memiliki
peran serta pengaruh besar dalam komunitas. Ketua harus mengerti bahkan di
paksakan untuk tau mengenai kondisi yang ada. Tumpulnya pikiran ketua adalah
ketika ia tidak bisa melihat secara integral lingkup komunitas. Misalnya “
dalam rapat yang membahas mengenail arah gerak komunitas, ketua menggunakan kedua
statusnya yaitu status ketua dan usia. Ia tidak paham bahwa ia berada
dalam lingkup yang mengharuskan berlaku adil atau disebut dengan konsep
kelenturan. Tidak boleh bahkan larangan keras jika ia menggunakan status keduanya.
Ia semestinya hanya memakai staus ketua, sehingga proses discourse yang dilakukan
dalam wilayah kepengurusan menjadi seimbang sehingga masalah-masalah yang ada
mendaptkan solusi
Bayangkan saja jika ketua menggunakan
status usianya apa yang akan terjadi? Ia hanya akan menjadi totaliter, kebebasan
tidak akan di berikan oleh pengurus lain, ia hanya akan menjadi pengatur
kebenaran, ia akan selalu merasa berkuasa karena prinsipnya usia adalah oarng
akan selalu patuh dengan orang yang memiliki usia yang lebih tua.
Lihatlah kondisi saat ini wanita di
komunitas. Tidak heran jika perkembangan komunitas tidak terlalu signifikan, laki-laki
selalu di dahulukan, selalu di perhatikan, di kultuskan. Sedangkan Wanita itu
sendiri kebebasannya dirampas, haknya sebagai pengurus telah di kungkung karena
selalu berdalil “kamu adalah adik saya”. Setiap memulai percakapan yang
mengarah kepada perselisihan selalu bertendensi pada subordinasi yang memulai
dengan ungkapan “ begini dek, sebenarnya dek, bukan begitu dek, harusnya
bukan begitu tapi begini dek dan masih banyak kalimat lain yang senanda dengan
hal tersebut”. Haruslah di pahami bahwa Wanita itu tidak seperti laki-laki
yang memiliki rasa menentang lebih tinggi, hal ini bisa di buktikan dengan
kegiatan sehari hari di komunitas. Hanya Sebagian dari laki-laki yang berdialog
atau mengemukakan pendapatnya dengan seniornya menggunakan kata kanda atau kak.
Beda cerita lagi dengan perempuan, perempuan ketika berargumetasi selalu
menggunakan kata “kaka atau kanda” baru akan melanjutkan apa yang menjadi pembicaraannya.
Hal inilah yang kemudian rasa ego yang dimiliki oleh senior atau ketua akan
selalu muncul. Akibatnya adalah dalam public discourse bukan lagi suatu solusi
atau kebenaran yang diungkapkan (di dahulukan) melainkan rasa menghargai itulah
yang menjadi tolah ukur dari segalanya. Kedunguan itulah yang menjadi pupuk
untuk mengelabui orang-orang yang merasa usianya lebih dibawah darinya. Dan kita
tidak inginkan hal yang demikian terus menerus terjadi.
3
Mengedepankan kata keluarga
Dalam Lembaga yang memiliki pola
perkaderan semestinya dan sebenarnya mesti di kesampaikan kata keluarga. Keluarga
yang di maksud di sini adalah bukan bermakna dalam bentuk literal melainkan makna
yang lain. kita mesti terima bahwa acap kali penggunaan keluarga selalu di
kedepankan dari pada asumsi lain. sehingga potensili mensubordinasi, memarginalkan
seseorang khsusunya Wanita lebih terang dibandingkan dengan kaum Adam. Kesalahan-kesalahan
itu yang selalu di aminkan oleh setiap generasi. Sebuah kewajaran jika
pengetahuan yang di miliki perempuan lebih minim karena di ikat oleh kata
keluarga yang mesti di ikuti apa yang disampaikan, sifatnya mau mengatur tidak
mau mendengarkan yang lain. akibatnya adalah proses penanaman SDM tidak akan
berhasil. Hal semacam ini yang perlu dijadikan sebagai ibrah untuk generasi
generasi berikutnya yang di amanahkan untuk melanjutkan estafet kepengurusan
yang di setiap momennya peran Wanita harus di seimbangkan dengan laki-laki.
Kebiasan-kebiasaan semacam ini tentu tidak bisa
dijadikan sebagai kiblat untuk keberlangsungan komunitas yang menggunakan pola
perkaderan. Perlu di ketahui pola perkaderan inilah yang menunjang keberlangsungan
serta matangnya kader dan keseimbangan organisasi akan terus berjalan sesuai
harapan karena status itu tidak di lekatkan. Tidak perlu merasa cemas akan
terjadi berbagai hal karena tahap penanaman itu selalu di gaungkan untuk kemaslahatan
kader.
B
Mengatur jalan pikiran wanita
Negara demokrasi yang serba dengan
kebebasan juga perlu di terapkan dalam lingkup yang lebih kecil yaitu komunitas.
Karya, ucapan, pikiran tingkah dan laku juga mesti di sama ratakan tanpa
memandang statusnya. Jika ada yang tidak tepat atau nilai-nilai yang di anut
dalam komuntas tidak sesuai dengan harapan maka yang di evaluasi bukan kader
melainkan eksekutor. Kader sifatnya adalah menerima dan menikmati selebihnya
adalah wilayah pengurus.
Segala hal yang dilakukan semua harus
penuh dengan kebebasan. Kebebasan dalam arti pemahaman komunitas. Tidak boleh
ada rasa membeda-bedakan antara kaum Adam dan kaum Hawa selagi itu berada dalam
lingkup komunitas. Biarkanlah ia berproses baik itu di dalam maupun di luar
sebagai bentuk individu yang mencari jati dirinya, sebagai individu yang haus
akan ilmu pengetahuan.
Perlu di pahami dalam lingkup
komunitas semua orang baik laki-laki, perempuan, senior, junior besar kecil tua
muda. Kesemuanya bisa menjadi berbeda tergantung lingkungan. Ia bisa menjadi
pengurus, ia bisa menjadi ketua, ia bisa menjadi diri sendiri. Oleh karena kita
hanya akan menemukan jalan yang buntu kalau Wanita selalu di atur cara
berpikirnya, kebebasan untuk berdialek selalu di batasi, menerima kritikan
darinya selalu dianggap suatu perlawanan seolah-olah ia tidak mengahargai yang
diatasnya.
Sekarang jaman sudah semakin canggih.
Seharusnya teknologi yang semakin berkembang juga mesti berbanding lurus dengan
pola pemikiran manusia. Sebab teknologi yang buat adalah manusia. Kita tidak
berada lagi pada masa kejahilia-an yang segala
hal Wanita tidak memiliki arti. Apa yang di lakukan oleh Wanita selalu ada rasa
perbandingan dengan kaum Adam, selalu memunculkan suatu pertanyaan-pertnyaan. Misalnya
kenapa lebih berani laki-laki disbanding Wanita dalam hal ini argumentasi? Kenapa
Wanita keilmuannya tidak sebanding dengan kaum Adam? Kenapa Wanita menjadi
moderator saja tidak sesuai dengan harapan?. Tidak perlu mencari celah kewanita
perilah tersebut tapi carilah kesalahan yang di lakukan pengurus atau orang
yang selalu berdalil tentang senioritas. Pertanyaan yang paling utama untuk
diri sendiri adalah “apakah saya sudah memberikan kebebasan kepada mereka (Wanita)
untuk mengekspresikan dirinya? selanjutnya tanyakan kepada Wanita apakah dirimu
telah memberikan kebebasan kepada Wanita baik itu ucapan, berpikirnya tingkah
dan lakunya? Setelah itu semua jika ada masalah maka lakukan evaluasi sehingga
hal-hal yang menjadi harapan komunitas bisa tercapai walau pada dasarnya visi
misi itu hanya sebuah ambisi untuk mencapainya.
C
Solusi agar Wanita berbanding lurus
dengan pria
Tentu berbanding lurus di sini bukan bermakna pada kodrat
atau tidak kodrat tapi lebih mengarah pada bagaimana perempuan itu layak untuk
di berikan haq yang semestinya di komunitas sebagaimana laki-laki. Ada beberapa
upaya yang akan di lakukan agar keduanya berjalan secara merata yaitu sebagai
berikut :
1
Mentoring
Mentoring adalah salah satu usaha yang
ampuh dilakukan untuk kader-kader khsusunya Wanita. metode inilah yang digunakan
sebagai upaya dalam penanaman SDM karena mengandung pembinaan, bimbingan,
arahan, masukan-masukan yang akan di tanamkan. Mentoring ini juga harus
memiliki prinsip untuk Mentor yaitu : “jangan beniat memberi, merubah,
mengajarkan tapi belajar sama-sama”. Kenapa mesti demikian, karena orang
yang belum terbiasa dalam kondisi seperti itu akan merasa di hargai merasa di
setarakan, dan tidak perlu di tanamkan lagi asumsi negative mentor bahwa ia
tidak di hargai lagi. Karena pendekatan semacam itu adalah awal mula untuk
membaca karakter-karakter mereka sehingga kemudahan dalam proses pembelajaran akan
tercapai dengan sendirinya.
2
Hilangkan KKB Komunitas
KKB disini adalah bukan kelompok criminal
bersenjata, melaikan kelompok-kelompok bergosip. Penyakit yang selalu dijadikan
sebagai obat hari ini adalah selalu ada kecurigaan kepada yang lain. benar
bahwa curiga itu sangat penting tapi juga tidak penting jika di gunakan dalam kondisi
seperti ini.
Rasa kecurigaan itulah yang di pakai
sehingga menimbulkan gossip-gosip yang justu bukan untuk perkembangan komunitas
melaikan keburukan yang akan di dapatkan sehingga dengan model-model seperti
itu akan memuncukan hal-hal yang negative seperti rasa kebencian, rasa tidak
suka, iri hati , dengki, perkelahian, silaturahmi putus dan lain sebagainya. Biarkan
dan berikanlah kepercayaan kepada Mentor untuk memberikan segala cara demi
kemaslahata kader-kader khususnya adalah perempuan.
3
Gunakan kata adik/kakak pada tempatnya
Upaya ketiga ini adalah sebuah
masalah yang sering di ulang ulangi oleh sang kakak dalam memberikan
uraian-uraian singkat. Perlu ada pemetaan yang jelas dalam mengungkapkan kata
diatas. Perlu juga di jadikan catatan bahwa menghargai itu tidak perlu di minta
melainkan di berikan. Mereka lebih tau bagaimana menghargai, jika kamu di lihat
pantas untuk di hargai maka dengan sendirinya mereka akan mengatakan kakak kalaupun
tidak maka sadar dirilah.
Pemetaan-pemetaan semacam ini sangat
di perlukan, ketidak terbukaan mereka bukan karena di sebabkan factor yang lain
melainkan ada sutra antara kamu dan kader yaitu status usiamu yang di gunakan.
4
Ketua harus meminta bukan di berikan
Memang wibawa sangat di perlukan
dalam segala hal, tapi dalam kondisi yang seperti masalah-masalah yang di
ungkapkan di atas mesti di seimbangkan. Tidak boleh ketua menunggu informasi
perkembangan yang dilakukan oleh pengurusnya walaupun pada dasarnya mengharuskan seperti
itu. oleh karena itu di butuhkan kelihaian dari ketua.
Ketua tidak boleh memiliki ego yang
tinggi. Ia harus berani meminta pendapat atau saran dari orang lain tanpa
melihat status ia senior atau junior. Hal ini di karenakan ide yang bagus itu
karena bukan berasal dari satu arah melainkan penyatuan yang di mulai dar satu
kepala menuju ke kepala yang lain. menjaga wibawa itu adalah hal yang baik tapi
terlalu menjaga wibawa akan menghadirkan sebuah jarak yang mana rasa untuk
saling memberi itu akan lebih susah di dapatkan. Ketua hatus lebih
mengedepankan interaksi kepada penguru di bandigkan dengan yang lain. sebab
yang menjalankan berbagai macam aktivitas adalah pengurus. Jadi, jika terjadi
miss saja antara ketua dan pengurus maka harpan untuk lebih baik hanya sekedar
angan-angan.
5
Berhenti indoktrinasi hidupkan literasi
Kejadian-kejadian seperti ini juga tanpa disadari
kadang telah dilakukan. Tidak berkembangnya kader bukan karena hal lain
melainkan indoktrinasi yang di lakukan. Upaya-upaya semacam ini sebenarnya tidak
tepat jika dilakukan dalam komunitas atau organisasi yang memiliki visi misi
tertentu. Sebab kebebasan itu akan menjadi terbatas termaksud cara berpikirnya.
Misalnya saja ada ungkapan “ jangan belajar sama dia, karena dia begini dan
begitu, jangan ikut dia karena saya tidak suka. Mungkin bisa jadi yang
melakukan hal demikian juga terjadi karena awalnya ia mengalami indoktrinasi juga
sehingga sifat itu telah ternama dalam dirinya.
Berbanding terbalik dengan literasi, semakin sering
menghidupkan literasi makan semakin turun indoktrinasi yang dilakukan. Literasi
sangat penting dilakuka karena di situ adalah proses pembelajaraan baik itu
mulai dari membaca buku, membaca keadaan, termaksud dengan problem solving yang
akan di berikan. Oleh karenanya literasi-leterasi mesti Kembali di gaungkan
lagi karena berkembangknya peradaban karena literasi, bermunculnya ilmu pengetahuan
baru di sebabkan karena literasi.
6
Buat forum diskusi
Setelah semua telah dilakukan dari tahap awal sampai
ke-lima, maka langkah berikutnya adalah forum diskusi yang menggunakan metode
debat. Di sinilah mentor di pertaruhkan harga dirinya, seberapa besar
keberhasilan yang dilakukan dalam proses mentoring. Forum-forum semacam inilah
yang harus lebih di seringkan lagi, sehingga penyetaraan keilmuan antara
laki-laki dan perempuan lebih mudah. Pembicaraan pembincaraan mengenai perlunya
suatu harapan kepada para kader sebagai asset untuk melanjutkan estaves berikutnya
tidak susah payah lagi. Karena telah mempunyai pemikiran dengan memulai suatu
formulasi “Apa yang telah dan dapat disumbangkan oleh kader untuk membesarkan komunitas
dan membawa komunitas ini ke arah yang lebih berkemajuan?” yang kesemuanya itu
bermula dari forum diskusi.
SELAMAT MEMBACA ! semoga bermanfaat!!.. gunakan CAHAYA AKAL
jika tidak sependapat silahkan tulis dikolom komentar
Comments
Post a Comment