Skip to main content

Entri yang Diunggulkan

PERSEPSI SUSAHNYA JADI PEREMPUAN DI DUNIA YANG IDEAL DAN BUDAYA PATRIARKI II Tinta Peradaban

  Oleh : Dude Ada banyak forum intelektual yang membahas mengenai tentang perempuan tak jarang dan tak sedikit orang memberikan cara pandang-nya yang khas dengan didasarkan pengalaman, agama, budaya, data, fakta yang ada, dan lain sebagainya. Sebagian perempuan meneriakan kata emansipasi wanita dan biasanya orang demikian memiliki background pendidikan, lingkungan yang mendukung serta letak geografinya didaerah perkotaan. Bukan tanpa alasan teriakan emansipasi wanita dilakukan melainkan sebuah keadilan yang seharusnya didapatkan oleh seorang wanita telah dihilangkan, merasa terkekang, tidak punya ruang, times yang sempit,dan lain sebagainya. Kesetaraan    antara    laki-laki    dan    perempuan    dalam    berbagai    dimensi kehidupan adalah impian   perempuan. Perempuan ialah hak. Perempuan memiliki hak   untuk   melakukan juga apa   yang   dilakukan   laki-laki.   Perempuan   adalah sebuah     kebebasan     yang     selalu     diperjuangkan      karena     dianggap     masih te

ADA APA DENGAN KONDISI WANITA DI KOMUNITAS?

Oleh : Dude

ADA APA DENGAN KONDISI - WANITA DI KOMUNITAS? 

Perlu di catat bahwa Wanita itu indah dengan segala perlengkapan yang Tuhan telah siapkan untuknya. Wanita di ciptakan bukan karena tanpa alasan melainkan dari banyaknya alasan tersebut adalah sebagai pendamping yang mampu memberikan ketenangan dalam diri kaum Adam. Sejarah telah merekam bagaimana seorang Wanita yang masuk islam pertama kali yaitu Khdijah Radiyallahu Anha yang menemani dan membantu jalannya Nabi hingga pada tahap yang di ridhoi Allah yaitu tersebarnya agama islam sampai kepenjuru dunia hingga sekarang telah di nikmati indahnya islam.

Banyak dari kita hanya karena memiliki cara berpikir yang tidak seimbang membuat Wanita mengalami subordinasi apalagi dalam suatu perkumpulan misalnya adalah Komunitas. Orang telah berusaha berbagai cara untuk mengulangi masa jahilianya yang mana Wanita tidak di berikan kebebasa, sebagai pelampiasan hawa nafsu kau madam, tidak memiliki haq, mereka yang dangkal akan cara berpikir selalu mengedit bahasa yang menjadikan Wanita selalu di diskreditkan. Laki-laki selalu memiliki pengaru lebih besar di banding dengan perempuan, perkembangannya selalu lebih cepat dari pada perempuan misalnya dalam discourse, Apa yang terjadi? Pada kesempatan ini penulis akan mengulas Wanita dalam lingkup komunitas.

 

A        Wanita mengalami suborninasi

Wanita merupakan makhluk ciptaan yang istimewah, karena dengan adanyalah generasi itu ada, karenanya peraban itu berkembang. Sosok yang memiliki sifat multitalenta itulah yang sering menjadi rasa kecemasan yang di miliki oleh pria sehinnga takut akan di saingi bahkan di lampaui batas kemampuannya menjadikan kaum pria selalu menggunakan berbagai dalil dan argumentasinya agar kaum hawa selalu berada dalam wilayah SDK (sumur, dapur, kasur). Wanita selalu di pandang sebelah mata, seolah- olah ia tidak bisa berbuat seperti kaum Adam, kebebasan tidak di berikan layaknya seorang pria, penindindasan baik itu fisik maupun non telah dilakukan, generasi-generasi telah mengaminkan kegiatan-kegaitan seperti itu, pertanyaan-pertanyaan yang muncul untuk perempuan selalu mengandung unsur pilihan seolah-olah perempuan tidak berdaya misalnya mau jadi orang tua atau seorang perkantoran, mengurus rumah tangga atau menjadi seorang guru, menjadi ketua atau bendahara dalam komunitas? dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang mengandung pilihan di masyarakat khusunya di komunitas. Tanpa di sadari bahwa pertanyaan-pertanyaan itu telah menempatkan Wanita seolah-olah tak berdaya padahal Wanita bisa mendapatkan keduanya, seperti apa yang di katakana oleh Najwa Shihab ketika Deni Cagur memberikan pertanyaan semacamnya. Hal-hal semacam itu menjadikan budaya patriarki akan selalu tumbuh subur dalam negeri ini. Kesempatan, ruang serta potensi Wanita harus menjadi catatan juga di ruang public. Wanita itu multiperan ia bisa menjadi apa saja. Hal ini senada dengan apap yang di sampikan oleh Najwa shihab bahwa “setiap perempuan itu multiperan, ia bisa menjadi ibu, menjadi istri, menjadi tetangga menjadi jurnalis.

Zaman yang semakin berkembangnya teknologi dapat memberikan dampak dan nilai kebermanfaatan baik negative maupun posiitif bagi masyarakat umum khusunya perempuan. Dalam konsisi seperti ini hampir semua kegiatan seperti sektor Pendidikan, ekonomi, Kesehatan, bahkan politik Wanita telah di libatkan. Fakta ini telah menandakan bahwa telah adanya pergeseran fungsi serta peran seorang perempuan yang mengarah pada satu keajaiban yaitu peradaban dan keemasan dengan di tandai tersebarnya gerakan emansipasi Wanita

Sejarah telah merekam bahwa perempuan merupakan salah satu kaum marginal. Faktanya dalam beberapa hal perempuan masih sangat rentan dengan tindakan deskriminasi dalam tataran sosial dan budaya dan kekerasan. Selain itu akses perempuan khususnya perempuan desa dan daerah-daerah pelosok mengalami subordinasi dengar berbagai aspek misalnya terhadap pendidikan dan kesehatan masih jauh dari harapan padahal kedua bidang ini merupakan kebutuhan asasi bagi perempuan tetapi semuanya berbanding terbalik justru pendidikan dan kesehatan ini menjadi barang langka bagi sebagian kaum perempuan. Rendahnya pendidikan yang di miliki perempuan tentunya akan membawa dampak besar dalam kehidupanya kelak. Realitas perempuan sebagai kaum marginal juga di pengaruhi oleh mindset agama atau ideologi tertentu. Padahal orang yang menjadi panutan, model umat manusia sendiri yaitu Rasulullah adalah pejuang perempuan pertama di muka bumi. Beliau memerdekakan perempuan dari belenggu arab jahiliyah di masanya, beluau menghargai, memahami serta mengerti hak-hak seorang perempuan. Spirit Rasulullah yang memperjuangangkan perempuan inilah yang harus menjadi contoh tauladan bagi gerakan perempuan lainnya khususnya dalam konteks ini adalah di komunitas.

Di komunitas juga masih melakukan hal yang semacamnya terbukti di saat pembahasan yang mengarah pada konsep pemberdayaan SDM kader.  Wanita selalu mengalami subordinasi. Apa asbabul nuzul dari problematika ini?


1               Merasa lebih tua

Sifat itulah yang menjadikan perempuan tidak menguntungkan atau selalu di rugikan, peran-peran yang di berikan kepada Wanita selalu dibawah dari pada peran seorang karena selalu berdalil Wanita lemah, kerjanya lambat, tidak bisa bersaing dengan di luar padahal paradoks-nya tidak seperti itu. logika- logika seperti ini yang menjadikan komunitas akan terus mengalami stagnasi sampai waktu yang akan menjawab. Kapan dan seperti apa komunitas ini berjalan sesuai dengan elektabilitas yang di lihat orang banyak?.

 Tidak sadarkan bahwa asbabunuzul iblis di keluarkan dari surga bukan karena ia ibadahnya telah di tinggalkan melaikan karena sifat merendahkan, merasa ia lebih besar, lebih mulia, lebih dahulu dari pada orang yang baru menginjakan kaki di tempat itu. kalaulah anda tidak sadar juga dengan hal demikian lantas dengan cara apa lagi harus di berikan agar pikiran anda selalu di sinari dengan cahaya. Kamu mahasiswa yang sering di labelkan oleh masyarkat serba bisa masa mau berjiwa iblis..Miriss!!

 

2               Ketua yang tidak mengerti konsep kelenturan

Ketua adalah orang yang memiliki peran serta pengaruh besar dalam komunitas. Ketua harus mengerti bahkan di paksakan untuk tau mengenai kondisi yang ada. Tumpulnya pikiran ketua adalah ketika ia tidak bisa melihat secara integral lingkup komunitas. Misalnya “ dalam rapat yang membahas mengenail arah gerak komunitas, ketua menggunakan kedua statusnya yaitu status ketua dan usia. Ia tidak paham bahwa ia berada dalam lingkup yang mengharuskan berlaku adil atau disebut dengan konsep kelenturan. Tidak boleh bahkan larangan keras jika ia menggunakan status keduanya. Ia semestinya hanya memakai staus ketua, sehingga proses discourse yang dilakukan dalam wilayah kepengurusan menjadi seimbang sehingga masalah-masalah yang ada mendaptkan solusi

Bayangkan saja jika ketua menggunakan status usianya apa yang akan terjadi? Ia hanya akan menjadi totaliter, kebebasan tidak akan di berikan oleh pengurus lain, ia hanya akan menjadi pengatur kebenaran, ia akan selalu merasa berkuasa karena prinsipnya usia adalah oarng akan selalu patuh dengan orang yang memiliki usia yang lebih tua.

Lihatlah kondisi saat ini wanita di komunitas. Tidak heran jika perkembangan komunitas tidak terlalu signifikan, laki-laki selalu di dahulukan, selalu di perhatikan, di kultuskan. Sedangkan Wanita itu sendiri kebebasannya dirampas, haknya sebagai pengurus telah di kungkung karena selalu berdalil “kamu adalah adik saya”. Setiap memulai percakapan yang mengarah kepada perselisihan selalu bertendensi pada subordinasi yang memulai dengan ungkapan “ begini dek, sebenarnya dek, bukan begitu dek, harusnya bukan begitu tapi begini dek dan masih banyak kalimat lain yang senanda dengan hal tersebut”. Haruslah di pahami bahwa Wanita itu tidak seperti laki-laki yang memiliki rasa menentang lebih tinggi, hal ini bisa di buktikan dengan kegiatan sehari hari di komunitas. Hanya Sebagian dari laki-laki yang berdialog atau mengemukakan pendapatnya dengan seniornya menggunakan kata kanda atau kak. Beda cerita lagi dengan perempuan, perempuan ketika berargumetasi selalu menggunakan kata “kaka atau kanda” baru akan melanjutkan apa yang menjadi pembicaraannya. Hal inilah yang kemudian rasa ego yang dimiliki oleh senior atau ketua akan selalu muncul. Akibatnya adalah dalam public discourse bukan lagi suatu solusi atau kebenaran yang diungkapkan (di dahulukan) melainkan rasa menghargai itulah yang menjadi tolah ukur dari segalanya. Kedunguan itulah yang menjadi pupuk untuk mengelabui orang-orang yang merasa usianya lebih dibawah darinya. Dan kita tidak inginkan hal yang demikian terus menerus terjadi.

 

3               Mengedepankan kata keluarga

         Dalam Lembaga yang memiliki pola perkaderan semestinya dan sebenarnya mesti di kesampaikan kata keluarga. Keluarga yang di maksud di sini adalah bukan bermakna dalam bentuk literal melainkan makna yang lain. kita mesti terima bahwa acap kali penggunaan keluarga selalu di kedepankan dari pada asumsi lain. sehingga potensili mensubordinasi, memarginalkan seseorang khsusunya Wanita lebih terang dibandingkan dengan kaum Adam. Kesalahan-kesalahan itu yang selalu di aminkan oleh setiap generasi. Sebuah kewajaran jika pengetahuan yang di miliki perempuan lebih minim karena di ikat oleh kata keluarga yang mesti di ikuti apa yang disampaikan, sifatnya mau mengatur tidak mau mendengarkan yang lain. akibatnya adalah proses penanaman SDM tidak akan berhasil. Hal semacam ini yang perlu dijadikan sebagai ibrah untuk generasi generasi berikutnya yang di amanahkan untuk melanjutkan estafet kepengurusan yang di setiap momennya peran Wanita harus di seimbangkan dengan laki-laki.

    Kebiasan-kebiasaan semacam ini tentu tidak bisa dijadikan sebagai kiblat untuk keberlangsungan komunitas yang menggunakan pola perkaderan. Perlu di ketahui pola perkaderan inilah yang menunjang keberlangsungan serta matangnya kader dan keseimbangan organisasi akan terus berjalan sesuai harapan karena status itu tidak di lekatkan. Tidak perlu merasa cemas akan terjadi berbagai hal karena tahap penanaman itu selalu di gaungkan untuk kemaslahatan kader.

 

B         Mengatur jalan pikiran wanita

Negara demokrasi yang serba dengan kebebasan juga perlu di terapkan dalam lingkup yang lebih kecil yaitu komunitas. Karya, ucapan, pikiran tingkah dan laku juga mesti di sama ratakan tanpa memandang statusnya. Jika ada yang tidak tepat atau nilai-nilai yang di anut dalam komuntas tidak sesuai dengan harapan maka yang di evaluasi bukan kader melainkan eksekutor. Kader sifatnya adalah menerima dan menikmati selebihnya adalah wilayah pengurus.

Segala hal yang dilakukan semua harus penuh dengan kebebasan. Kebebasan dalam arti pemahaman komunitas. Tidak boleh ada rasa membeda-bedakan antara kaum Adam dan kaum Hawa selagi itu berada dalam lingkup komunitas. Biarkanlah ia berproses baik itu di dalam maupun di luar sebagai bentuk individu yang mencari jati dirinya, sebagai individu yang haus akan ilmu pengetahuan.

Perlu di pahami dalam lingkup komunitas semua orang baik laki-laki, perempuan, senior, junior besar kecil tua muda. Kesemuanya bisa menjadi berbeda tergantung lingkungan. Ia bisa menjadi pengurus, ia bisa menjadi ketua, ia bisa menjadi diri sendiri. Oleh karena kita hanya akan menemukan jalan yang buntu kalau Wanita selalu di atur cara berpikirnya, kebebasan untuk berdialek selalu di batasi, menerima kritikan darinya selalu dianggap suatu perlawanan seolah-olah ia tidak mengahargai yang diatasnya.

Sekarang jaman sudah semakin canggih. Seharusnya teknologi yang semakin berkembang juga mesti berbanding lurus dengan pola pemikiran manusia. Sebab teknologi yang buat adalah manusia. Kita tidak berada lagi pada  masa kejahilia-an yang segala hal Wanita tidak memiliki arti. Apa yang di lakukan oleh Wanita selalu ada rasa perbandingan dengan kaum Adam, selalu memunculkan suatu pertanyaan-pertnyaan. Misalnya kenapa lebih berani laki-laki disbanding Wanita dalam hal ini argumentasi? Kenapa Wanita keilmuannya tidak sebanding dengan kaum Adam? Kenapa Wanita menjadi moderator saja tidak sesuai dengan harapan?. Tidak perlu mencari celah kewanita perilah tersebut tapi carilah kesalahan yang di lakukan pengurus atau orang yang selalu berdalil tentang senioritas. Pertanyaan yang paling utama untuk diri sendiri adalah “apakah saya sudah memberikan kebebasan kepada mereka (Wanita) untuk mengekspresikan dirinya? selanjutnya tanyakan kepada Wanita apakah dirimu telah memberikan kebebasan kepada Wanita baik itu ucapan, berpikirnya tingkah dan lakunya? Setelah itu semua jika ada masalah maka lakukan evaluasi sehingga hal-hal yang menjadi harapan komunitas bisa tercapai walau pada dasarnya visi misi itu hanya sebuah ambisi untuk mencapainya.

 

C        Solusi agar Wanita berbanding lurus dengan pria

Tentu berbanding lurus di sini bukan bermakna pada kodrat atau tidak kodrat tapi lebih mengarah pada bagaimana perempuan itu layak untuk di berikan haq yang semestinya di komunitas sebagaimana laki-laki. Ada beberapa upaya yang akan di lakukan agar keduanya berjalan secara merata yaitu sebagai berikut :

1           Mentoring

Mentoring adalah salah satu usaha yang ampuh dilakukan untuk kader-kader khsusunya Wanita. metode inilah yang digunakan sebagai upaya dalam penanaman SDM karena mengandung pembinaan, bimbingan, arahan, masukan-masukan yang akan di tanamkan. Mentoring ini juga harus memiliki prinsip untuk Mentor yaitu : “jangan beniat memberi, merubah, mengajarkan tapi belajar sama-sama”. Kenapa mesti demikian, karena orang yang belum terbiasa dalam kondisi seperti itu akan merasa di hargai merasa di setarakan, dan tidak perlu di tanamkan lagi asumsi negative mentor bahwa ia tidak di hargai lagi. Karena pendekatan semacam itu adalah awal mula untuk membaca karakter-karakter mereka sehingga kemudahan dalam proses pembelajaran akan tercapai dengan sendirinya.

2           Hilangkan KKB Komunitas

KKB disini adalah bukan kelompok criminal bersenjata, melaikan kelompok-kelompok bergosip. Penyakit yang selalu dijadikan sebagai obat hari ini adalah selalu ada kecurigaan kepada yang lain. benar bahwa curiga itu sangat penting tapi juga tidak penting jika di gunakan dalam kondisi seperti ini.

Rasa kecurigaan itulah yang di pakai sehingga menimbulkan gossip-gosip yang justu bukan untuk perkembangan komunitas melaikan keburukan yang akan di dapatkan sehingga dengan model-model seperti itu akan memuncukan hal-hal yang negative seperti rasa kebencian, rasa tidak suka, iri hati , dengki, perkelahian, silaturahmi putus dan lain sebagainya. Biarkan dan berikanlah kepercayaan kepada Mentor untuk memberikan segala cara demi kemaslahata kader-kader khususnya adalah perempuan.

 

3           Gunakan kata adik/kakak pada tempatnya

Upaya ketiga ini adalah sebuah masalah yang sering di ulang ulangi oleh sang kakak dalam memberikan uraian-uraian singkat. Perlu ada pemetaan yang jelas dalam mengungkapkan kata diatas. Perlu juga di jadikan catatan bahwa menghargai itu tidak perlu di minta melainkan di berikan. Mereka lebih tau bagaimana menghargai, jika kamu di lihat pantas untuk di hargai maka dengan sendirinya mereka akan mengatakan kakak kalaupun tidak maka sadar dirilah.

Pemetaan-pemetaan semacam ini sangat di perlukan, ketidak terbukaan mereka bukan karena di sebabkan factor yang lain melainkan ada sutra antara kamu dan kader yaitu status usiamu yang di gunakan.

 

4        Ketua harus meminta bukan di berikan

Memang wibawa sangat di perlukan dalam segala hal, tapi dalam kondisi yang seperti masalah-masalah yang di ungkapkan di atas mesti di seimbangkan. Tidak boleh ketua menunggu informasi perkembangan yang dilakukan oleh pengurusnya  walaupun pada dasarnya mengharuskan seperti itu. oleh karena itu di butuhkan kelihaian dari ketua.

Ketua tidak boleh memiliki ego yang tinggi. Ia harus berani meminta pendapat atau saran dari orang lain tanpa melihat status ia senior atau junior. Hal ini di karenakan ide yang bagus itu karena bukan berasal dari satu arah melainkan penyatuan yang di mulai dar satu kepala menuju ke kepala yang lain. menjaga wibawa itu adalah hal yang baik tapi terlalu menjaga wibawa akan menghadirkan sebuah jarak yang mana rasa untuk saling memberi itu akan lebih susah di dapatkan. Ketua hatus lebih mengedepankan interaksi kepada penguru di bandigkan dengan yang lain. sebab yang menjalankan berbagai macam aktivitas adalah pengurus. Jadi, jika terjadi miss saja antara ketua dan pengurus maka harpan untuk lebih baik hanya sekedar angan-angan.

 

5        Berhenti indoktrinasi hidupkan literasi

Kejadian-kejadian seperti ini juga tanpa disadari kadang telah dilakukan. Tidak berkembangnya kader bukan karena hal lain melainkan indoktrinasi yang di lakukan. Upaya-upaya semacam ini sebenarnya tidak tepat jika dilakukan dalam komunitas atau organisasi yang memiliki visi misi tertentu. Sebab kebebasan itu akan menjadi terbatas termaksud cara berpikirnya. Misalnya saja ada ungkapan “ jangan belajar sama dia, karena dia begini dan begitu, jangan ikut dia karena saya tidak suka. Mungkin bisa jadi yang melakukan hal demikian juga terjadi karena awalnya ia mengalami indoktrinasi juga sehingga sifat itu telah ternama dalam dirinya.

Berbanding terbalik dengan literasi, semakin sering menghidupkan literasi makan semakin turun indoktrinasi yang dilakukan. Literasi sangat penting dilakuka karena di situ adalah proses pembelajaraan baik itu mulai dari membaca buku, membaca keadaan, termaksud dengan problem solving yang akan di berikan. Oleh karenanya literasi-leterasi mesti Kembali di gaungkan lagi karena berkembangknya peradaban karena literasi, bermunculnya ilmu pengetahuan baru di sebabkan karena literasi.

 

6        Buat forum diskusi

Setelah semua telah dilakukan dari tahap awal sampai ke-lima, maka langkah berikutnya adalah forum diskusi yang menggunakan metode debat. Di sinilah mentor di pertaruhkan harga dirinya, seberapa besar keberhasilan yang dilakukan dalam proses mentoring. Forum-forum semacam inilah yang harus lebih di seringkan lagi, sehingga penyetaraan keilmuan antara laki-laki dan perempuan lebih mudah. Pembicaraan pembincaraan mengenai perlunya suatu harapan kepada para kader sebagai asset untuk melanjutkan estaves berikutnya tidak susah payah lagi. Karena telah mempunyai pemikiran dengan memulai suatu formulasi “Apa yang telah dan dapat disumbangkan oleh kader untuk membesarkan komunitas dan membawa komunitas ini ke arah yang lebih berkemajuan?” yang kesemuanya itu bermula dari forum diskusi.


SELAMAT MEMBACA ! semoga bermanfaat!!.. gunakan CAHAYA AKAL

jika tidak sependapat silahkan tulis dikolom komentar

Comments

Popular posts from this blog

SARJANA BERJIWA IBLIS ?

Oleh : Dude Sahabat yang memiliki cahaya akal sehat. Apa yang anda fikirkan tentang judul diatas? Apakah anda sudah ada bayangan dengan uraian dari tema diatas? Apakah anda penasaran dengan kalimat di atas? Apakah anda bertanya-tanya akan diarahkan kemana kalimat diatas? ataukah anda bertanya tentang hubungan antara sarjana dan iblis?,Dalam kesempatan ini penulis akan lebih jauh lagi mengajak para pembaca untuk memahami eksistensi sarjana. Tapi Sebelum diuraikan lebih jauh lagi, penulis selalu mengingatkan agar Cahaya akalnya selalu di aktifkan biar tidak baper apalagi sensitive,, “Seluk beluk status sarjana” Sarjana adalah orang yang telah menyelesaikan studi Pendidikan-nya level strata satu(S1). Atau singkatnya adalah sarjana adalah mantan mahasiswa. Sebelum kearah sarjana kita mesti kenal dan harus paham lebih dalam tentang mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa adalah orang yang menempuh pendidikannya di perguruan tinggi, atau singkatnya penulis menyebutnya mahasiswa adalah “kakak

JANGAN KELIRU TENTANG ADAB DAN AKHLAK

Gambar. Adab murid terhadap Guru Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kalimat adab dan akhlak. ada juga kata lain  yang sering di lontarkan oleh orang-orang misalnya kata moral, tata krama, sopan santun, etika. Kalimat itu paling seing di dengar di kalangan akademisi, komunitas dan di kalangan masyarakat. Tapi pertanyaan standarnya adalah apakah pengertian dari kata diatas?, sudah benarkah menempatkan kata diatas buat orang lain?, seperti apa ukuran standar hingga di sebut kata diatas?, atau hanya sekedar memakai saja kata diatas untuk terlihat sempurna ketika berbecara di depan public?. Pada kesempatan ini penulis akan sharing tentang materi di atas berdasarkan paparan dari Ust. Dr. Bambang Wahrudin, M.Pd dalam suatu kajian yang di laksankan oleh Komunitas Sang Musafir sekaligus di moderatori oleh seorang kader tulen Bernama Ariani. Gambar 2. Penjelasan Adab, Akhlak, Etika, Sopan Santu, Moralitas, Adat Istiadat Dalam kesempatannya sebelum memberikan lebih jauh tentang ma