Skip to main content

Entri yang Diunggulkan

PERSEPSI SUSAHNYA JADI PEREMPUAN DI DUNIA YANG IDEAL DAN BUDAYA PATRIARKI II Tinta Peradaban

  Oleh : Dude Ada banyak forum intelektual yang membahas mengenai tentang perempuan tak jarang dan tak sedikit orang memberikan cara pandang-nya yang khas dengan didasarkan pengalaman, agama, budaya, data, fakta yang ada, dan lain sebagainya. Sebagian perempuan meneriakan kata emansipasi wanita dan biasanya orang demikian memiliki background pendidikan, lingkungan yang mendukung serta letak geografinya didaerah perkotaan. Bukan tanpa alasan teriakan emansipasi wanita dilakukan melainkan sebuah keadilan yang seharusnya didapatkan oleh seorang wanita telah dihilangkan, merasa terkekang, tidak punya ruang, times yang sempit,dan lain sebagainya. Kesetaraan    antara    laki-laki    dan    perempuan    dalam    berbagai    dimensi kehidupan adalah impian   perempuan. Perempuan ialah hak. Perempuan memiliki hak   untuk   melakukan juga apa   yang   dilakukan   laki-laki.   Perempuan   adalah sebuah     kebebasan     yang     selalu     diperjuangkan      karena     dianggap     masih te

SARJANA BERJIWA IBLIS ?

Oleh : Dude

Sahabat yang memiliki cahaya akal sehat. Apa yang anda fikirkan tentang judul diatas? Apakah anda sudah ada bayangan dengan uraian dari tema diatas? Apakah anda penasaran dengan kalimat di atas? Apakah anda bertanya-tanya akan diarahkan kemana kalimat diatas? ataukah anda bertanya tentang hubungan antara sarjana dan iblis?,Dalam kesempatan ini penulis akan lebih jauh lagi mengajak para pembaca untuk memahami eksistensi sarjana. Tapi Sebelum diuraikan lebih jauh lagi, penulis selalu mengingatkan agar Cahaya akalnya selalu di aktifkan biar tidak baper apalagi sensitive,,

“Seluk beluk status sarjana”

Sarjana adalah orang yang telah menyelesaikan studi Pendidikan-nya level strata satu(S1). Atau singkatnya adalah sarjana adalah mantan mahasiswa. Sebelum kearah sarjana kita mesti kenal dan harus paham lebih dalam tentang mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa adalah orang yang menempuh pendidikannya di perguruan tinggi, atau singkatnya penulis menyebutnya mahasiswa adalah “kakak dari siswa”.

Sarjana tidak akan di raih status itu kalau bukan di perguruan tinggi, sarjana tidak akan di kenal dan di berikan kepada seseorang kalau ia tidak menyelesaikan salah satu persyaratan untuk memenuhi kriteria sarjana, tapi sadarkah anda bahwa sarjana tidak akan disebut sarjana kalau ia tidak mulai dengan statusnya sebagai mahasiswa.

Mahasiswa itu di mata masyarakat sebagai multitalenta, mahasiswa di mata orang yang tidak bergelar mahasiswa akan di istimewakan bahkan di anggap orang yang harus di utamakan/di prioritaskan, mahasiswa selalu dijuluki sebagai super hero artinya ia akan selalu berada di garda terdepan ketika terjadi kekacauan yang melibatkan kerugian masyarakat; kesengsaraan masyarakat; masalah kesejahteraan; mahasiswa akan selalu memantau arah langkah pemerintah jangan sampai mengambil kebijakan yang tidak tepat. Begitu juga dalam bermoral, mahasiswa akan selalu melakukan tindakan-tindakan bermoral dan menjaga masyarakat untuk menjauhi tindakan-tindakan immoral dan amoral. Sebagai contoh, seorang mahasiswa harus senantiasa mengedepankan sikap jujur dalam kehidupan bermasyarakat. Sikap-sikap kecil seperti jujur yang dilakukan oleh mahasiswa dapat berdampak positif kepada masyarakat, karena posisi mahasiswa yang cukup terpandang dapat membuat masyarakat meniru apa yang dilakukan. Begitu juga sebaliknya jika mahasiswa berbuat kerusakan yang tidak mencerminkan dengan nilai-nilai kemahasiswaan itu sendiri maka jelas nilai negatiflah serta kecaman yang di dapatkan oleh masyarakat bahkanTidak hanya menjadi contoh yang buruk bagi masyarakat, tapi hal itu juga menunjukkan kehancuran suatu generasi intelektual muda yang direpresentasikan oleh mahasiswa itu sendiri.

 Dalam lingkup sosial pun mahasiswa selalu menjadi bernilai positif jika nilai itu di tanamkan pada jiwanya. Seorang mahasiswa tidak boleh menjadi menara gading. Ia harus membaur dan menyatu dengan masyarakat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang berkembang. Bukan malah menjadikan kehadirannya sebagai masalah dan merusak tatanan sosial. Hal ini juga tidak terlepas dari tri darma perguruan tinggi. Salah satu poin dalam Tri Dharma Perguruan tinggi sendiri adalah pengabdian terhadap masyarakat. Begitu juga dalam aspek lain misalnya peran akademik dan politik.

Begitu indahnya dan begitu taatnya mahasiswa yang menanamkan nilai-nilai kebaikan dan kebermanfaatan baik itu dalam lingkup akademik maupun soisal, sebuah kebanggaan yang mesti disyukuri tanpa harus di ucapkan tapi perilaku yang mencerminkan kebaikan adalah bentuk syukur atas gelar itu. anda mungkin akan mengatakan bahwa saya tidak meminta dan saya tidak ingin di sematkan atau di dewa-dewakan status mahasiswa.  Tapi menurut penulis Sadar atau tidak sadar,mau atau tidak mau bahwa semua itu adalah tanggung jawab yang perlu untuk di laksanakan serta harus selalu ada walau atribut mahasiswa telah hilang.

Pernakah anda sadari bahwa di saat anda begelar mahaiswa sikap yang ditampilkan selalu berada diatas angin, maksudnya nilai-nilai yang tampilkan tidak terlepas dari status mahasiswa. Anda selalu meneriakan kata “hidup mahasiwa”. Kajian-kajian tentang kemahasiswaan selalu di adakan. Kalimat-kalimat tentang perubahan selalu muncul di mulut mahasiswa misalnya “mahasiswa sebagai agent of change atau agen perubahan, mahasiswa sebagai Sebagai iron stock yaitu mahasiswa bertanggung jawab untuk menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.  Mahasiswa harus menjadi role model di masyarakat dalam berperilaku, berpenampilan, maupun perkataan Agent of Social Control. Hampir kesemua itu mahasisnya telah mengucapkannyanya bahkan sudah menjadi tanggung jawab yang melekat pada diri mahasiswa.

“Ada Apa Dengan Iblis?”

Apa yang anda pikirkan tentang iblis? Kenapa kata iblis harus dibawah-bawah  dalam tulisan ini? Mungkin anda akan berpikir bahwa iblis adalah makhluk yang jahat, lalu kenapa di singgung dengan mahasiswa?. Apakah anda tau kenapa iblis itu disebut iblis?, apakah anda tau kenapa iblis itu menjadi jahat/penghianat ? apakah anda hanya tau dari orang lain atau mendengar tanpa menelusuri lebih jauh nama dari iblis itu sendiri?

Perlu di ketahui bahwa iblis dulu bukan seperti yang di pahami orang sekarang, ia memiliki cerita cukup menarik untuk dijadikan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari?. Penulis hanya sedikit memberikan gambaran-gambaran tentang iblis. Dahulunya iblis merupakan makhluk yang begitu taat. Bahkan iblis disebut sebagai salah satu mahluk ahli ibadah atau Al abid. Dalam kitab karangan Al Ghazali dijelaskan, iblis pernah tinggal di langit ketujuh karena ketaatannya. Setiap 1.000 tahun, maka iblis akan dinaikkan Allah ke langit selanjutnya. Tapi, pertanyaannya kenapa iblis bisa terlaknat? Dimana ketaatan yang pernah ia lakukan? Ada apa dengan dengan iblis? Apakah ia menentang apa yang di perintahkan Sang Pencipta? Ya.

Singkatnya adalah karena iblis merasa lebih bersinar, merasa lebih tau, merasa lebih hebat, merasa lebih diatas, merasa lebih dulu ada sehingga ciptaan yang baru ada pun di pandang rendah. Ia meninggalkan semuanya hanya karena satu ujian yang di berikan Sang Khalik kepadanya yaitu Tunduk Kepada ciptaannya yang baru yaitu Nabi Adam Alaihi salam. karena sifat yang ditampilkanlah sehingga aba waastakbara wakaana minal kaafiriin.

Ada apa dengan sarjana?

Mungkin pembaca pernah mendengar seorang sarjana yang ketika statusnya sebagai mahasiswa telah hilang dalam dirinya ia membodohi masyarakat, tidak memberikan solusi demi kemaslahatan masyarakat, ia selalu mementingkan kepentingan pribadi walau itu tidak semua. Kalau anda marah  dengan kalimat itu berarti anda...???

Lihat,baca dan cermatilah dengan cahaya akal anda tentang seluk beluk status sarjana. Dimanakah jiwa mahasiswa yang dulu? Apakah hanya karena ia telah berada dalam lingkungan yang berbeda lantas jiwa itu telah hilang? Apakah jiwa yang kokoh dan tidak akan tergantung pada eksistensi kita? menurut Penulis tidak seperti itu. Jiwa yang bagus dan kokoh dilihat dari seberapa subur dan kuatnya ditanamkan hal-hal baik dalam dirimu sebelum berada di lingkungan lain.

Tidak perlu di ajari  bahwa seorang sarjana harus bisa menjadi role model dalam lingkungan masyarakat, seorang sarjana harus bisa menempatkan posisinya di masyarakat, seorang sarjana harus bisa memberikan contoh yang terbaik dalam bermasyarakat, seorang sarjana sudah harus bebeda pola pemikirannya serta arah geraknya dengan orang yang belum menempuh Pendidikan di perguruan tinggi. Bagaimana bisa seorang sarjana yang sudah pernah menempuh Pendidikan di bangku perkuliahan masih tetap sama dengan orang biasa? Kenapa ia menjadi rakus, menipu, menindas, tidak mampu menghadirkan solusi-solusi yang baik dari suatu masalah? Kenapa tidak bisa mencipatakan suatu terobosan baru dalam hal ini adalah cahaya perubahan yang bisa dinikmati oleh semua orang? Kenapa tingkah dan laku sudah sama dengan yang tidak menginjak bangku perkuliahan. Padahal sederhananya adalah orang yang menempuh Pendidikan adalah untuk meperbaiki cara berpikirnya agar terstruktur.

Seharusnya seorang sarjana harus bisa menjadi yang terbaik karena ia telah didik diasah dan mempelajari banyak hal dalam dunia kampus. Tapi, kenapa terjadi hal yang demikian?, kemana jiwa mahasiswanya itu?

Dalam suatu percakapan penulis bersama salah seorang “dinektika Muslimah” yaitu Eneng Setiawan , ia menyampaikan bahwa : yang membuat ia seperti itu karena ia merasa lebih di atas, lebih pandai, sehingga dengan itu semua  apa yang disampaikan perlu di turuti.”.

Penulis sadar bahwa tidak semua sarjana seperti yang di uraikan diatas, ada banyak tipe sarjana itu. tapi penulis lebih kearah suatu penyimpangan yang dilakukan.

Sarjana itu sebuah kehormatan yang patut untuk di syukuri, oleh karenanya bentuk kehormatan itu harus bisa di aplikasikan dalam kehidupan nyata yang mengarah pada kebermanfaatan, ia harus bisa menjadi panutan, sebagaimana yang disampaikan oleh Eneng bahwa “pemikiran sarjana itu harus lebih luas, yaitu jangan selalu menyimpulkan apa yang dilihat tapi sesuatu yang tampak pun harus bisa di uraikan dalam bentuk kacamata yang lain. Masalah yang banyak harus bisa di gali sampai menenukan suatu kebenaran/solusi, harus bisa menggunakan berbagai metode dan strategi. Serta tidak mengekang, membatasi dan memberikan kebebasan orang lain untuk berekspresi selama itu tidak merugikan orang lain”.

Apa yang di kerjakan dan di lakukan oleh seorang sarjana di lingkup sosial itu akan menjadi catatan bagi masyarakat kedepannya. Dan tentu tidak bisa di pungkiri nilai yang di berikan oleh seorang sarjana akan selalu ada dan menjadi pertimbangan kedepannya untuk generasi selanjutnya yaitu apakah bisa di pertanggung jawabkan statusnya sebagai sarjana di mata masyarakat serta nilai apa setrta bisakah ia cara memposisikan diri dalam masyarakat.

Eneng menyampaikan bahwa “ sarjana itu suatu kebanggaan karena tidak semua orang bisa mencapai itu, tapi hal yang mendasar untuk di ketahui adalah apakah nilai yang melekat pada sarjaan dalam masyarakat, tentu tidak banyak yaitu mengambil sebuah keputusan.”

“Apa Hubungan Sarajana Dengan Iblis?”

Memang sarjana tidak bekerjasama dengan iblis, tapi jiwa yang di tampilkan tidak jauh beda. Bacalah lebih dalam dari uraian diatas. iblis itu tida akan di laknat kalau bukan sikap yang di tampilkan. Sifat ketaatannya yang luar biasa, tidak ada kata penolakan untuk iblis agar ia bisa beribadah kepada Allah, ia adalah malaikat senior, sifatnya yang dulu ia telah hilangkan hanya karena suasananya yang bebeda yaitu di ciptakannya makhluk baru bernama Nabi Adam Alaihi Salam, ia lupa dengan nilai ketaatannya yang di lakukan selama beribu tahun padahal itu bukan untuk Allah tapi diri dari iblis.. Dan lihat pula sarjana, sebelum gelar itu diambil ia selalu berkoar-koar untuk kesejahteraan umat, peran serta tangung jawabnya sebagai mahasiwa selalu ia tanamkan dalam dirinya, tapi ketika mendapatkan ujian sedikit yaitu lingkungan yang baru ia merubah semuanya sifat ambisius itu telah melekat, sifat kerakusan, kezoliman, kedurhakaan itu ia telah simpan kedalam dirinya untuk dijadikan sebagai senjata demi kebutuhan dirinya sendiri. Lantas apa lagi yang membedakan diantara keduanya??

Kan tidak semua sarjana memiliki sifat seperti yang telah diuraikan diatas?. yah benar sekali. Apakah anda tau antara iblis dan jin? . iblis adalah orang yang tidak taat akan perintah Allah dan dia dari golongan jin. Sendangkan jin adalah makhluk Allah yang mempunyai kewajiban seperti halnya manusia. sedangkan manusia bisa baik dan buruk jin pun demikian. Dari uraian diatas bisa  bisa mendapatkan slogan bahwa sarjana tidak semua buruk tapi jiwa seperti iblis itulah yang akan menjadi catatan bagi para sarjana.

Semoga itu menjadi rengungan untuk kita semua khususnya para sarjana yang sudah mengabdi di masyarakat maupun di lingkup pemerintahan.

SELAMAT MEMBACA!! Ojo baper.. SALAM CAHAYA AKAL!!

 

 

 

 


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

JANGAN KELIRU TENTANG ADAB DAN AKHLAK

Gambar. Adab murid terhadap Guru Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kalimat adab dan akhlak. ada juga kata lain  yang sering di lontarkan oleh orang-orang misalnya kata moral, tata krama, sopan santun, etika. Kalimat itu paling seing di dengar di kalangan akademisi, komunitas dan di kalangan masyarakat. Tapi pertanyaan standarnya adalah apakah pengertian dari kata diatas?, sudah benarkah menempatkan kata diatas buat orang lain?, seperti apa ukuran standar hingga di sebut kata diatas?, atau hanya sekedar memakai saja kata diatas untuk terlihat sempurna ketika berbecara di depan public?. Pada kesempatan ini penulis akan sharing tentang materi di atas berdasarkan paparan dari Ust. Dr. Bambang Wahrudin, M.Pd dalam suatu kajian yang di laksankan oleh Komunitas Sang Musafir sekaligus di moderatori oleh seorang kader tulen Bernama Ariani. Gambar 2. Penjelasan Adab, Akhlak, Etika, Sopan Santu, Moralitas, Adat Istiadat Dalam kesempatannya sebelum memberikan lebih jauh tentang ma

ADA APA DENGAN KONDISI WANITA DI KOMUNITAS?

Oleh : Dude ADA APA DENGAN KONDISI - WANITA DI KOMUNITAS?  Perlu di catat bahwa Wanita itu indah dengan segala perlengkapan yang Tuhan telah siapkan untuknya. Wanita di ciptakan bukan karena tanpa alasan melainkan dari banyaknya alasan tersebut adalah sebagai pendamping yang mampu memberikan ketenangan dalam diri kaum Adam. Sejarah telah merekam bagaimana seorang Wanita yang masuk islam pertama kali yaitu Khdijah Radiyallahu Anha yang menemani dan membantu jalannya Nabi hingga pada tahap yang di ridhoi Allah yaitu tersebarnya agama islam sampai kepenjuru dunia hingga sekarang telah di nikmati indahnya islam. Banyak dari kita hanya karena memiliki cara berpikir yang tidak seimbang membuat Wanita mengalami subordinasi apalagi dalam suatu perkumpulan misalnya adalah Komunitas. Orang telah berusaha berbagai cara untuk mengulangi masa jahilianya yang mana Wanita tidak di berikan kebebasa, sebagai pelampiasan hawa nafsu kau madam, tidak memiliki haq, mereka yang dangkal akan cara berpikir