Skip to main content

Entri yang Diunggulkan

PERSEPSI SUSAHNYA JADI PEREMPUAN DI DUNIA YANG IDEAL DAN BUDAYA PATRIARKI II Tinta Peradaban

  Oleh : Dude Ada banyak forum intelektual yang membahas mengenai tentang perempuan tak jarang dan tak sedikit orang memberikan cara pandang-nya yang khas dengan didasarkan pengalaman, agama, budaya, data, fakta yang ada, dan lain sebagainya. Sebagian perempuan meneriakan kata emansipasi wanita dan biasanya orang demikian memiliki background pendidikan, lingkungan yang mendukung serta letak geografinya didaerah perkotaan. Bukan tanpa alasan teriakan emansipasi wanita dilakukan melainkan sebuah keadilan yang seharusnya didapatkan oleh seorang wanita telah dihilangkan, merasa terkekang, tidak punya ruang, times yang sempit,dan lain sebagainya. Kesetaraan    antara    laki-laki    dan    perempuan    dalam    berbagai    dimensi kehidupan adalah impian   perempuan. Perempuan ialah hak. Perempuan memiliki hak   untuk   melakukan juga apa   yang   dilakukan   laki-laki.   Perempuan   adalah sebuah     kebebasan     yang     selalu     diperjuangkan      karena     dianggap     masih te

JANGAN KELIRU TENTANG ADAB DAN AKHLAK

Gambar. Adab murid terhadap Guru

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kalimat adab dan akhlak. ada juga kata lain  yang sering di lontarkan oleh orang-orang misalnya kata moral, tata krama, sopan santun, etika. Kalimat itu paling seing di dengar di kalangan akademisi, komunitas dan di kalangan masyarakat. Tapi pertanyaan standarnya adalah apakah pengertian dari kata diatas?, sudah benarkah menempatkan kata diatas buat orang lain?, seperti apa ukuran standar hingga di sebut kata diatas?, atau hanya sekedar memakai saja kata diatas untuk terlihat sempurna ketika berbecara di depan public?. Pada kesempatan ini penulis akan sharing tentang materi di atas berdasarkan paparan dari Ust. Dr. Bambang Wahrudin, M.Pd dalam suatu kajian yang di laksankan oleh Komunitas Sang Musafir sekaligus di moderatori oleh seorang kader tulen Bernama Ariani.

Gambar 2. Penjelasan Adab, Akhlak, Etika, Sopan Santu, Moralitas, Adat Istiadat

Dalam kesempatannya sebelum memberikan lebih jauh tentang materi adab dan akhlak beliau memulai kajian tersebut dengan memberikan pertanyaan kepada peserta. Menurut teman- teman apakah adab dan akhlak itu sama? Semua menjawab tidak. Apa perbedaan dari kedua kata itu? Silahkan teman-teman berpendapat untuk saling bertukar pikiran dalam majelis ini,Ucap beliau kepada para peserta yang hadir. Seorang peserta laki-laki mengacungkan tangannya dan menjawab “perbedaan antara adab dan akhlak adalah jika adab itu suatu nilai kemuliaan yang di dapatkan melalui proses Pendidikan makanya ada namanya peradaban Mesopotamia, peradaban Yunani dan lain sebagainya. Sedangkakan akhlak adalah nilai kemuliaan yang di dapatkan melalui proses ibadah. Adab itu bisa dimiliki oleh semua orang termaksud non muslim sekalipun. mereka punya adab tapi belum tentu punya akhlak yang dilandasi dengan keimanan. Orang non muslim mereka beradab tapi tidak punya iman misalnya antri, jujur, disiplin, dan lain sebagaimya.

Pemateri melanjutkan setelah seusai peserta memberikan pendapatnya mengenai perbedaan kedua kata tersebut. Kalau tadi yang di sebutkan perbedaannya maka saya akan memberikan persamaan antara adab dan akhlak. persamaan dari kedua kata tersebut yaitu : Sama-sama merupakan perilaku yang dilakukan oleh manusia. Sebelum lanjut lebih jauh lagi ada satu kata yang sering di sebutkan dalam kehidupan sehari-hari yang hampir sama maknannya dengan adab dan akhlak yaitu moral, etika, tata krama, sopan santun. Semua kata itu harus bisa di pahami dengan jelas makna serta perbedaannya.

         1.         Moral. Moral itu sendiri ada satu hal yang harus di pahami secara bersama-sama yaitu paramternya (ukuran) sehingga di sebut moral. Parameter dari moral adalah lingkungannya. misalnya di Indonesia dalam pakaian tidak menjadi masalah jika memakai rok, celana itu, tapi di luar misalnya Romawi mereka memakai rok diatas lutut. Di sinilah letak, jalan dengan menggunakan  rok pendek tidak akan di tilang oleh polantas tapi akan di tilang oleh posyar (polisi syari’at). Sehingga lingkungan itulah yang menjadi parameter dikatakan moral. Jawa dan Sulawesi pasti lingkungannya berbeda, tidak bisa ketika ada orang Sulawesi ke Jawa mengikuti lingkungan di tempatnya. Sehingga ketika ada perbedaan di situ akan dikatakan amoral(tidak bermoral), begitu juga dengan sebaliknya. Jadi, semua itu tergantung kepada lingkungan dalam bersikap harus pandai menyesuaikan.

         2.         Etika. Etika juga memiliki parameter yang berbeda. Jika moral adalah lingkungannya maka etika di ukur dengan akal pikiran. Misalnya ketika ada anak  jalan dengan tidak memakai celana apakah pantas dikatakan tidak beretika? Jawabannya adalah tidak. Kenapa? sebab ia belum bisa membedakan baik buruk dan salah benarnya dalam berperilaku. Akal dan pikirannya belum di gunakan seperti layaknya orang dewasa. Makanya manusia di tuntut untuk menempuh proses Pendidikan mulai dari TK, SD,SMP,SMA,S1,S2,S3. Hal ini di karenkan agar dapat meningkatkan kualitas pikirannya serta dapat terstruktur dengan menempuh Pendidikan. karena hakekat Pendidikan adalah perubahan dengan pendidian akan medapatkan ilmu dan ilmu akan memberantas dan menghilangkan kebodohan.

Ia tahu bahwa sholat itu wajib tapi ia tidak laksakan, ia tau bahwa ketika tidak sholat merupakan suatu kelalaian bahkan dosa tapi ia tidak kerjakan padahal strata satu pun sudah ia lewati. Ia berpendidikan tapi ia tak tau hakikatnya bahwa Pendidikan itu untuk perubahan ia hanya bisa menempuh Pendidikan di bangku perkuliahan tapi ilmu yang di dapatkan tidak dapat menghilangkan kebodohan.

         3.         Sopan santun. Sopan santun juga memiliki parameter tersendiri yaitu berkaitan dengan adat istiadat, budaya. Misalnya orang Sulawesi nada suara ketika berbicara tinggi padahal itu biasa saja, tapi jika di daerah jawa ketika berbicara suaranya dengan lemah lembut. Oleh karenanya budaya inilah yang menjadi aspek parameter dari sopan santun.

         4.         Tata krama. Tata krama juga memeiliki parameter yaitu warisan budaya nenek moyang. Tata artinya susunan atau aturan sedangkan krama/kromo orang pendahulu. Jadi tata krama adalah aturan yang dibuat oleh orang tua zaman dulu.

Gambar 3. Arti Pentingnya Akhlak

Kembali kepada adab dan akhlak tolak ukur antara adab dan akhlak itu apa. Apa perbedaannya?ukuran pokok baik benarnya seperti apa? Jadi akhlak itu ukurannya adalah Allah SWT. Yang dapat menilai baiknya akhlak seseorang adalah hanya sang khaliq. Allah menurunkan petunjuk umat manusia yaitu dengan tidak ada keraguan didalamnya yaitu al-qur’an, melalui seorang Bernama nabi Muhammad SAW. Apa yang di sampaikan, dikerjakan oleh Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wasallam adalah petunjuk bagi umat manusia. Sebab akhlak nabi adalah AL-Qur’an. Sebagaimana di ceritakam bahwa  Ibnu Qatadah pernah bertanya kepada Aisyah ra tentang akhlak Rasulullah Saw. Maka Aisyah menjawab: كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ Akhlak beliau adalah Al-Qur’an. Yakni sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Quran. Jadi, dapat di simpulkan bahwa ukuran dari akhlak itu sendiri adalah Al-Qur’an dan Hadits.

Begitu pun dengan adab. Adab itu adalah adil artinya dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adab itu sudah tentu baik dan tidak salah, tidak ada adab terpuji dan adab tercela, yang ada hanyalah akhlak terpuji dan akhlak tercela.

“Seperti apa ciri-ciri dari akhlak yang baik dan buruk?”

Akhlak itu di maknai sebagai perilaku yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari secara spontan tanpa berpikir Panjang. Misalnya ketika berjalan tiba-tiba kesandung baju atau menginjak duri. Kata awal inilah yang akan menjadikan baik akhlaknya, ketika ia menyebutkan kata astaghfirullah maka ini menunjukan bahwa ia memiliki akhlak terpuji karena tanpa berpikir Panjang dan secara spontan ia beristighfar. Dan sebaliknya jika ia berkata kotor maka ia memiliki perilaku yang tercela atau tidak baik.

“Akhlak Terpuji Dan Tercela”

Dalam kehidupan sehari-hari Allah memberikan kita petunjuk melalui hadirnya Rasulullah sebagai uswatun hasana, agar setiap langkah kita selalu menghadirkan kebaikan melalui perilaku kita baik itu kepada ALLAH  Subhanahu Wata’ala yang kemudian kita sebut sebagai hablum minallah yang kita peroleh dengan beribadah dan  kepada manusia yang kemudian kita sebut sebagai hablum minannas.

Akhlak kita kepada Allah terdiri dari niat, ikhlas, takut kepada Allah, tidak menentang hukum Allah dan selalu berdoa. Orang yang melakukan sesuatu harus memiliki niat yang jernih sebab niat itulah yang akan menjadi hasil dari perjalanannya. Setelah niat ada ikhlas, yang mana  Ikhlas sendiri bisa didefinisikan sebagai sebuah perbuatan yang sengaja dilakukan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan mengharapkan hanya ridhonya semata dan itu merupakan puncak dari cinta. Kemudian takut kepada Allah. Takutnya manusia kepada Allah dan selainnya itu berbeda. Orang yang takut kepada  selain Allah misalnya pocong akan menjauh dan lari menghindarinya tapi orang yang takut dengan Allah ia akan selalu dekat bahkan tidak ada cela untuk menjauh sebab ia sadar bahwa manusia hanya cipataan yang selalu khilaf dalam berbuat salah. Setelah ada takut kepada Allah maka segala hal yang dilarangnya akan di jauhi dan tidak akan di lakukan lagi dan tidak lupa dengan itu semua ia selalu menengadahkan tangannya ke langit untuk selalu memanjatkan do’a agar kehidupan yang fanna ini bisa di lalui dengan akhlak yang Allah cintai. Sehingga cinta Allah hadir maka surga pun akan mudah untuk diraih. Semoga Allah selalu memberikan kita dan mempertemukan orang-orang yang beraklak mulia…Allahuma aamiin.!!

 

Menurut penulis bahwa kata di atas yakni adab akhlak, etika, moral, sopan santun, tata krama, itu semua Allah sengaja menciptakan sebagai pelengkap kosa kata yang di gunakan manusia dalam berinteraksi kepada sesama ciptaaan serta sebagai bentuk penghayatan untuk manusia bahwa kata itu di gunakan untuk diri sendiri bukan untuk mencela orang, menghakimi, menyalahkan dengan kata diatas, sebab jika hal itu di lakukan ini menunjukan anda bukan lagi menanamkan kebiasaan untuk berakhlaq baik melainkan membiasakan untuk berperilaku buruk( tercela).

Terakahir dari penulis “jika dalam kehidupan sehari-hari  anda melihat orang berperilaku tidak semestinya seperti yang diuraikan diatas maka jangan jadikan kata diatas untuk memarahi, mengolok-olok tapi tegurlah ia dengan penuh hikmah tanpa memaksa, sebab hidup hanya saling mengingatkan bukan saling menyalahka.

 

SEMOGA BERMANFAAT!! Salam cahaya Akal




Comments

Popular posts from this blog

SARJANA BERJIWA IBLIS ?

Oleh : Dude Sahabat yang memiliki cahaya akal sehat. Apa yang anda fikirkan tentang judul diatas? Apakah anda sudah ada bayangan dengan uraian dari tema diatas? Apakah anda penasaran dengan kalimat di atas? Apakah anda bertanya-tanya akan diarahkan kemana kalimat diatas? ataukah anda bertanya tentang hubungan antara sarjana dan iblis?,Dalam kesempatan ini penulis akan lebih jauh lagi mengajak para pembaca untuk memahami eksistensi sarjana. Tapi Sebelum diuraikan lebih jauh lagi, penulis selalu mengingatkan agar Cahaya akalnya selalu di aktifkan biar tidak baper apalagi sensitive,, “Seluk beluk status sarjana” Sarjana adalah orang yang telah menyelesaikan studi Pendidikan-nya level strata satu(S1). Atau singkatnya adalah sarjana adalah mantan mahasiswa. Sebelum kearah sarjana kita mesti kenal dan harus paham lebih dalam tentang mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa adalah orang yang menempuh pendidikannya di perguruan tinggi, atau singkatnya penulis menyebutnya mahasiswa adalah “kakak

ADA APA DENGAN KONDISI WANITA DI KOMUNITAS?

Oleh : Dude ADA APA DENGAN KONDISI - WANITA DI KOMUNITAS?  Perlu di catat bahwa Wanita itu indah dengan segala perlengkapan yang Tuhan telah siapkan untuknya. Wanita di ciptakan bukan karena tanpa alasan melainkan dari banyaknya alasan tersebut adalah sebagai pendamping yang mampu memberikan ketenangan dalam diri kaum Adam. Sejarah telah merekam bagaimana seorang Wanita yang masuk islam pertama kali yaitu Khdijah Radiyallahu Anha yang menemani dan membantu jalannya Nabi hingga pada tahap yang di ridhoi Allah yaitu tersebarnya agama islam sampai kepenjuru dunia hingga sekarang telah di nikmati indahnya islam. Banyak dari kita hanya karena memiliki cara berpikir yang tidak seimbang membuat Wanita mengalami subordinasi apalagi dalam suatu perkumpulan misalnya adalah Komunitas. Orang telah berusaha berbagai cara untuk mengulangi masa jahilianya yang mana Wanita tidak di berikan kebebasa, sebagai pelampiasan hawa nafsu kau madam, tidak memiliki haq, mereka yang dangkal akan cara berpikir